Kasus Aulia Risma Lestari (30) yang ditemukan tewas di kamar kosnya, menurut penulis pribadi adalah sebuah puncak dari gunung es mengenai adanya pemahaman yang salah di kalangan masyarakat kita seolah-olah menjadi dokter sudah pasti masa depan terjamin. Sebelumnya, penulis turut berdukacita sedalam-dalamnya atas meninggalnya korban dan semoga arwahnya diterima di sisi-Nya.
By the way, orang-orang kita itu masih terlalu mengagung-agungkan bahwa kalau tidak jadi dokter, seolah-olah masa depan itu suram, padahal secara hukum ekonomi, sudah jelas dokter di Indonesia itu secara real life sudah over-suplai, itu sebabnya gaji dokter mayoritas kecil, tapi beban pekerjaan segunung.
Dokter Tirta dalam salah satu podcast di bawah ini mengatakan soal mirisnya gaji dokter:
Dokter Tirta berkata seperti ini:
"Jadi dokter umum itu antara 5 juta sampai 10 juta, itu kalau beruntung. Nah faktanya, mau tahu gak kalau di broadcast tuh, ada namanya dokter jaga ganti. Jadi setelah dia lulus, nih ada klinik ini, lu boleh percaya gak, dokter itu cuman dibayar Rp 50 ribu per hari untuk uang duduk. Jadi ditawarkan di broadcast siapa yang mau gantiin di klinik apa, itu Rp 50 ribu, kadang Rp 75 ribu. UMR itu tidak berlaku untuk dokter" (Dokter Tirta)
Berdasarkan keterangan dokter Tirta di atas, terlihat bahwa kebanyakan gaji dokter itu sangat kecil, hanya sedikit saja yang beruntung yang bisa mendapatkan Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per bulan, sisanya kebanyakan bahkan hanya dibayar Rp 50 ribu atau Rp 75 ribu sehari untuk uang duduk saja. Bahkan penulis sendiri pernah melihat pendapatan dokter di daerah yang bahkan hanya ratusan ribu saja.
Kondisi ini sebenarnya membuktikan bahwa pekerjaan dokter sebenarnya sudah over suplai. Lowongan yang sebenarnya sudah over suplai ini secara ekonomi ini, celakanya tidak disadari oleh banyak orang, sehingga mereka tetap ngotod menyekolahkan anaknya di jurusan kedokteran. Hal ini menyebabkan permintaan untuk kuliah kedokteran membeludak sehingga biaya kuliah kedokteran jadi selangit.
Jika tujuan untuk kuliah kedokteran adalah murni memang ingin menjadi dokter yang ingin menolong banyak orang, maka hal ini tidak jadi masalah. Namun, masalahnya, banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi dokter karena mereka mengira bahwa dengan menjadi dokter maka sudah pasti otomatis akan menjadi kaya, makmur, dan sejahtera. Inilah motivasi yang salah dan sudah sangat salah di dalam hukum ekonomi. Pandangan yang keliru inilah yang membuat banyak orang belromba-lomba menyekolahkan anak-anak mereka di fakultas kedokteran yang menyebabkan permintaan jurusan ini membeludak sehingga biaya untuk kuliah kedoteran menjadi terlalu mahal.
Menurut artikel di sini, https://www.unpas.ac.id/berapa-sih-total-biaya-kuliah-kedokteran-yuk-intip-rinciannya/#:~:text=Kisaran%20biaya%20kuliah%20kedokteran%20di,seperti%20beasiswa%20dan%20kredit%20pendidikan., biaya fakultas kedokteran di Indonesia rata-rata berkisar antara Rp 100 juta-Rp 300 juta per tahun. Itu artinya sekitar Rp 8 juta-Rp 25 juta per bulan dan jika dihitung selama 8 semester, maka setidaknya membutuhkan biaya sekitar Rp 400 juta-Rp 1.2 miliar! Jelas sangat tidak masuk akal! Inilah yang dimanakan bubble di dalam dunia kedokteran.
Untuk mengetes apakah suatu hal itu sudah bubble atau belum, maka anda bisa cek lowongan pekerjaan untuk bidang tersebut. Sesuatu yang bubble, pasti pekerjaan tersebut lama-lama akan dihargai semakin murah. Itu artinya jika anda menemukan bahwa gaji dokter semakin rendah yang disebabkan over suplai jumlah dokter, itu artinya sebenarnya biaya pendidikan kedokteran itu sudah bubble.
Kondisi ini akan baru disadari ketika para calon dokter itu sudah lulus dan baru menyadari bahwa ternyata gaji dokter itu kebanyakan kecil, tak sepadan dengan biaya kuliah yang sudah dikeluarkan dan lowongannya juga pasti tidak banyak karena sudah over suplai.
Kondisi over suplai ini membuat banyak dokter rela dibayar murah, asal ada pekerjaaan. Hal ini juga yang membuat para lulusan dokter takut untuk resign karena mereka takut tidak akan sukses kalau tidak jadi dokter meskipun sering terjadi pembulian senior dan junior di bidang pekerjaan ini. Karena si lulusan dan orangtuanya merasa sudah mengeluarkan banyak uang untuk sekolah kedokteran, maka ketika terjadi pembulian, kebanyakan pasti tetap memilih bertahan.
Hal inilah yang menurut saya terjadi pada Aulia Risma dan keluarganya. Keluarganya mungkin sudah tahu lama soal pembulian yang dilakukan oleh para senior Aulia Risma kepada anak mereka, hanya saja mengingat biaya yang sudah terlalu banyak dikeluarkan, siapa pun pasti akan mengalami dilema untuk resign atau tetap terus melanjutkan pekerjaan ini. Penulis yakin bahwa masih banyak dokter muda lainnya di luar sana yang sedang stress berat karena mengalami permasalahan yang sama dengan yang dialami oleh almarhum Aulia Risma ini.
Sebagai penutup, penulis ingin berkata bahwa kita harus paham, yang terutama di dalam hidup ini adalah kebahagiaan dan terkoneksian kita terhadap Alam Semesta ini. Meskipun kita pengangguran, asalkan kita happy dan bahagia, rezeki pasti datang sendiri ketimbang kita bertahan di suatu tempat pekerjaan yang membuat kita stress dan akhirnya merenggut nyawa.
Jangan pernah takut untuk resign jika kita merasa lingkungan pekerjaan kita terlalu toxic apalagi sudah jelas kita dibully. Ada begitu banyak lowongan pekerjaan yang justru malah kekurangan tenaga dan kita bakal dibayar mahal, tetapi ironisnya kebanyakan orang justru lebih suka memilih pekerjaan yang over suplai yang sudah jelas kita akan dibayar kecil dan bahkan harus merenggut nyawa.
RIP untuk Aulia Risma, semoga arwahnya diterima di sisi-Nya
SUMBER:
1. Parlementaria. "Kasus Dokter Aulia Risma Bagai Puncak Gunung Es Gelapnya Perundungan di Dunia Pendidikan Kedokteran". Parlementaria. Diakses 23 Oktober 2024.
2. CNN Indonesia. "Polda Sudah Periksa 5 Senior Aulia Risma". CNN Indonesia. Diakses 20 Oktober 2024.
ARTIKEL NGALOR-NGIDUL LAINNYA:
MY SITES:
JASA PENULIS LEPAS:
- Artikel original 300 kata: Rp 50.000
- Artikel original 400 kata: Rp 60.000
- Artikel original 500 kata: Rp 70.000
- Artikel original 600 kata: Rp 80.000
- Artikel original 700 kata: Rp 90.000
- Artikel original 800 kata: Rp 100.000
- Artikel original 900 kata: Rp 110.000
- Artikel original 1.000 kata: Rp 120.000
JASA MENERJEMAHKAN ARTIKEL:
- Inggris ke Indonesia: Rp 25.000/ 100 Kata
- Indonesia ke Inggris: Rp 30.000/ 100 Kata
- Mandarin/ China ke Indonesia: Rp 35.000/ 100 Kata
- Indonesia ke Mandarin/ China: Rp 40.000/ 100 Kata
- Mandarin/ China ke Inggris: Rp 40.000/ 100 Kata
- Inggris ke Mandarin/ China: Rp 45.000/ 100 Kata
WHATSAPP: +6289646415350
#aulia #risma #lestari #kedokteran #bulli #penulis #penerjemah
0 Comments