Konflik STY dan Timnas: Menangani Locker Room Sebagai Pelatih Itu Tidak Mudah

Pemain Diaspora Indonesia

Pemecatan Shin Tae Yong sebagai pelatih timnas Indonesia ini memang masih menyisakan pro dan kontra. Ada yang kontra dan ada juga yang pro. Saya pribadi, saya mengapreasiasi segala kerja keras Shin Tae Yong dan tetap mengakui bahwa Shin Tae Yong adalah pelatih yang berprestasi di timnas Indonesia, tetapi bukan juga tanpa kekurangan. Kekurangan STY itu terletak pada egonya yang tinggi sebagai pelatih dan perbedaan budata dengan para pemain diaspora keturunan Belanda di timnas.

Pemain semakin mahal, apalagi kalau main di salah satu liga top Eropa, cenderung ego semakin tinggi dan itu hal yang sangat sangat wajar. Misalnya Mees Hilgers, harga Rp 173 miliar rupiah, tentunya pemain seperti ini tak akan mau dilatih oleh pelatih yang tak punya track record jelas naik sebaagi pemain atau sebagai pelatih sehingga pelatih biasa akan sulit menjinakkan pemain seperti ini.

Semakin tinggi ego para pemain karena mereka merasa mereka beramin di liga top Eropa, sudah otomatis membuat ego mereka lebih tinggi daripada pemain biasa dan otomatis pelatih biasa, apalagi tak pernah main di Eropa, akan kesulitan menjinakkan pemain-pemain seperti ini. Belum lagi perbedaan budaya di mana di Belanda sangat normal pemain berdiskusi taktik dengan pelatih, sedangkan bagi Shin Tae Yong dengan budaya Korea, hal ini dianggap tidak sopan dan tak menghargainya sebagai pelatih.

Akhirnya pecahlah konflik antara STY dengan para pemain diaspora di timnas sehingga mau tak PSSI harus mengambil keputusan yang berat untuk memecat STY karena kalau dibiarkan berlarut-larut, STY akan terus memblacklist pemain-pemain yang tidak disukainya.

Itu sebabnya, berkaca dari kasus ini, PSSI ini akhirnya berusaha mencari sosok yang bisa menangani locker room timnas sehingga diharapkan pelatih baru ini bisa menundukkan ego dari para pemain diaspora ini dan akhirnya PSSI memilih sosok seperti Patrick Kluivert. Betul, CV Kluivert sebagai pelatih tak mentereng, tapi CV dia sebagai pemain itu sangat mentereng. Patrick Kluivert itu sudah pernah main di Ajax, Barcelona, dan AC Milan. Juga dia adalah juara Liga Champion dan salah satu pencetak gol terbanyak di Timnas Belanda. Bisa dibilang Patrick Kluivert itu legenda hidup yang prestasinya sangat sulit dikejar oleh orang biasa bahkan sampai saat ini, tak ada pemain diaspora timnas kita yang punya CV sementereng Patrick Kluivert sebagai pemain.
Dengan CV sebagai pemain yang mentereng itu, maka pemain-pemain diaspora, bahkan Mees Hilgers sekalipun, pasti akan segan dan respek terhadap Kluivert.

Memang betul tak ada jaminan Indonesia bisa lolos di piala dunia dengan Patrick Kluivert, tapi kalau kita terus serahkan pada STY yang punya hobi blacklist dan ribut dengan pemain, maka timnas Indonesia akan semakin hancur.

SUMBER:
  • Willyam Wen. "Konflik STY dan Timnas: Menangani Locker Room Sebagai Pelatih Itu Tidak Mudah". Willyam Wen. 21 Januari 2025. Diakses 21 Januari 2025.
  • Zaki Rifan. "Erick Thohir Sebut Tiga Contoh Masalah Locker Room, Shin Tae Yong Gagal Kendalikan Ego Pemain Timnas Indonesia?". Fajar. 10 Januari 2025. Diakses 21 Januari 2025.

  • ARTIKEL BOLA LAINNYA:
  • Konflik STY dan Timnas: Menangani Locker Room Sebagai Pelatih Itu Tidak Mudah
  • Polemik Naturalisasi atau Diaspora??? Kenapa Maarten Paes Tidak Punya Darah Indonesia Tapi Bisa Membela Indonesia???

  • MY SITES:
  • Facebook Page (Serba-Serbi Psikologi)
  • Facebook Group (Serba-Serbi Psikologi)
  • Blog (Bola)
  • Blog (Bola)

  • #patrickkluivert #bola #timnas #sty #shintaeyong #pssi #meeshilgers

    0 Comments:

    Post a Comment