Patrick Kluivert, Shin Tae Yong, Carlo Ancelotti, Locker Room, dan Timnas Indonesia

Patrick Kluivert

Locker room itu penting dalam dunia sepakbola. Tahukah anda, meskipun Ancelotti itu sering dihina miskin taktik, tapi kenapa Ancelotti sering juara? Karena Ancelotti mampu merangkul pemain-pemain dan menjaga keharmonisan locker room sehingga pemain bisa menampilkan performa terbaiknya karena locker room nya harmonis.

STY itu tipikal boss dan bukan tipikal pelatih yang merangkul pemain yang berbuat salah. Jika STY sudah tidak suka sengan satu pemain karena pemainnya mungkin pernah berselisih taktik dengannya atau mungkin karena perkara sepele lain, STY tidak merangkul pemain itu, tapi terus memblacklistnya.

Sifat STY inilah yang membuat locker room timnas Indonesia semakin tidak stabil dan ini juga salah satu penyebab kita kalah lawan China waktu itu karena STY mencoret pemain2 yang ribut dengan dia di locker room itu.

Ketidakharmonisan ini membuat PSSI mau tak mau harus segera mengambil keputusan, jika STY tetap dipertahankan, maka moral pemain akan semakin jatuh karena hubungan yang tak harmonis, itu sebabnya PSSI memutuskan memecat STY.

Jens Ravem, Eliano Reijnders, dan Kekalahan Melawan China

Saya pribadi tidak akan percaya dengan cerita soal kediktatoran STY ini kalau saja saya tidak melihat bukti bagaimana STY memperlakukan Jens Raven dan Eliano Reijndeers dan juga ketika dia menggunakan formasi aneh melawan China yang mengakibatkan timnas kita harus kalah dari China.

Jens Raven merupakan striker muda berpotensi karena menjadi top skorer AFF U-20 di debutnya dan membawa timnas U-20 juara AFF. Harusnya, pemain seperti ini layak diberikan kesempatan agar publik bisa melihat potensinya di timnas senior. Namun, bahkan ketika piala AFF senior kemarin, Jens Raven bahkan sudah menawarkan diri untuk main di AFF, tapi tetap tidak dipanggil STY dan STY kerap mengeluarkan kalimat-kalimat destruktif seperti "Jens Raven belum cukup skillnya", dll. Kalimat-kalimat seperti ini tak pantas diucapkan seorang pelatih. Hal ini menunjukkan ada faktor lain yang diduga membuat STY tidak mau memanggil Jens Raven, salah satunya kemungkinan besar adalah Jens Raven adalah pemain yang ditemukan oleh Indra Sjafri sehingga diduga STY tidak ingin Jens Raven bersinar karena nanti publik akan memuji Indra Sjafri karena berhasil menemukan Jens Raven. Perilaku seperit ini tidak baik karena STY diduga memilih pemain bukan karena merit dan skill, tetapi lebih ke arah perasaan pribadi dan ini sangat tidak baik untuk timnas Indonesia.

Demikian juga, Eliano Reijnders yang sudha rutin main di Liga tertinggi Belanda dari tahun 2020, itu artinya sudah 5 tahun Eliano Reijnders tampil sebagai starter di liga top Belanda. Harusnya, pelatih mana pun jika dia mengutamakan merit, pasti dia akan memasang Eliano Reijnders dulu. Namun, STY entah kenapa tidak mau measang Eliano dan justru kerap mengeluarkan kata-kata yang diduga timbul karena ada dendam pribadi dengan mengatalan bahwa "Eliano skillnya belum cukup". Ini lucu sekali, seorang pemain yang rutin selama 5 tahun tampil sebagai starter di Liga Belanda, STY seenaknya saja bilang Eliano skillnya belum layak untuk tampil di timnas.

Demikian juga formasi aneh yang dipasang STY saat melawan China. Saat itu saya geleng-geleng kepala kenapa STY menggunakan formasi sekacau itu dan ternyata barulah belakangan ini beredar rumor bahwa ternyata terjadi keributan antara STY dengan para pemain diaspora dan itulah yang membuat STY geram sehingga mencadangkan banyak pemain diaspora yang ribut dengannya waktu itu.

Kondisi-konidis inilah yang membuat saya pribadi akhirnya harus setuju bahwa STY memang harus diganti karena STY sudah tak lagi bersikap profesional, tetapi lebih mengutamakan perasaannya ketimbang merit dan profesionalitas.

Kenapa harus Patrick Kluivert?

Skuad Indonesia sekarang banyak diisi pemain-pemain yang main di liga Eropa dan harganya semakin mahal, dan tentu saja egonya semakin tinggi. Pemain semakin mahal tentunya punya kecenderungan untuk meremehkan pelatih yang tak pernah bermain di Eropa.

Oleh karena itu, dibutuhkan sosok pelatih yang merupakan legenda timnas Belanda dan tercatat pernah bermain di klub besar seperti Ajax, Barcelona, dan AC Milan. Sosok Kluivert ini sangat tepat karena CV sebagai pemain sudah tak diragukan lagi. Hal ini akan membuat para pemain diaspora ini dengan sendirinya akan respek dan segan terhadap Patrick Kluivert karena CVnya sebagai pemain sangat mentereng. Tidak ada satu pun pemain diaspora kita saat ini yang CV nya lebih mentereng daripada Patrick Kluivert ketika menjadi pemain. Otomatis, tidak ada satu pun pemain diaspora kita saat ini yang bisa sombong dan angkuh ketika ada di depan Patrick Kluivert. Jadi tujuan Patrick Kluivert diboyong agar Kluivert bisa menangani locker room timnas Indonesia.

Selain itu, karena Patrick Kluivert ini adalah nama yang sangat terkenal sebagai pemain, maka dengan ditunjuknya Patrick Kluivert sebagai pelatih, emdia-media dunia akan mulai rajin memberitakan Indonesia karena ada Patrick Kluivert. Otomatis, eksposur dunia terhadap Indonesia akan semakin meningkat dan otomatis juga, pemain lawan akan menjadi sedikit lebih segan ketika berhadapan dengan Indonesia. Jadi, secara mental, ada keuntungan tersendiri bagi kita ketika Patrick kluivert menjadi pelatih Indonesia.

Untuk urusan taktik, Patrick Kluivert dibantu dua asisten ternama seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Dua nama ini CV nya cukup mentereng sebagai pelatih. Jadi, meskipun CV Patrick Kluivert sebagai pelatih lumayan diragukan, tetapi dia dibantu oleh dua asisten yang konon lebih berpengalaman dan mentereng daripada Kluivert soal taktik. Oleh karena itu, semoga kehadiran dua orang asisten ini bisa membantu Patrick Kluivert dalam menangangi timnas Indonesia

Apakah Patrick Kluivert Bisa Membawa Jaminan Kemenangan dan Tampil Lebih Baik Daripada STY?

Memang tak jaminan juga Patrick Kluivert bakal otomatis membawa performa timnas jadi bagus, tetapi kalau kita terus kasih jabatan ini ke STY, maka STY bakal sering kasih keputusan blunder bukan berdasarkan profesionalisme, tetapi berdasarkan ketidaksukaannya terhadap pemain tertentu. Sifat STY ini dianggap PSSI sangat berbahaya merusak kesatuan tim.

Saya pribadi sangat berterimkasih dengan STY yang sudah bisa membawa timnas Indonesia sampai sejauh ini dan saya pribadi juga sangat tidak setuju dengan bung Towel yang berkata bahwa STY sama sekali tidak berkontribusi apa-apa. Jelas ini tidak benar. Namun, sayang sekali, ketika pemain diaspora sudah semakin banyak, malah kelihatan STY sudah mulai tidak bisa mengontrol locker room timnas Indonesia. Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka justru merugikan timnas Indonesia itu sendiri. Makanya STY, akhirnya harus dipecat oleh PSSI.

Jadi semoga publik Indonesia tahu alasan pemecatan STY. Kalau STY tidak dipecat, takutnya konflik akan semakin runcing di locker room timnas kita dan endingnya kita bakal rugi.

Semoga publik Indonesia bisa paham.

SUMBER:
  • Willyam Wen. "Patrick Kluivert, Shin Tae Yong, Carlo Ancelotti, Locker Room, dan Timnas Indonesia". Willyam Wen. 21 Januari 2025. Diakses 21 Januari 2025.
  • Zaki Rifan. "Erick Thohir Sebut Tiga Contoh Masalah Locker Room, Shin Tae Yong Gagal Kendalikan Ego Pemain Timnas Indonesia?". Fajar. 10 Januari 2025. Diakses 21 Januari 2025.

  • ARTIKEL BOLA LAINNYA:
  • Patrick Kluivert, Shin Tae Yong, Carlo Ancelotti, Locker Room, dan Timnas Indonesia
  • Konflik STY dan Timnas: Menangani Locker Room Sebagai Pelatih Itu Tidak Mudah
  • Polemik Naturalisasi atau Diaspora??? Kenapa Maarten Paes Tidak Punya Darah Indonesia Tapi Bisa Membela Indonesia???

  • MY SITES:
  • Facebook Page (Serba-Serbi Psikologi)
  • Facebook Group (Serba-Serbi Psikologi)
  • Blog (Bola)
  • Blog (Bola)

  • #patrickkluivert #bola #timnas #sty #shintaeyong #pssi #meeshilgers

    0 Comments:

    Post a Comment